Dear, teman-teman. Kami sedang mencoba membangun website sederhana. Mohon masukan, saran dan kunjungannya ya, di www.agrogemilang.id. Segala masukan dan saran, kami sangat menghargai. Atas waktu dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Editor | Perkebunan Ekaliptus | Agro Gemilang |
Perkebunan Ekaliptus dan Jabon Putih
Kamis, 21 Juni 2012
Perkebunan Ekaliptus | PELUNCURAN WEBSITE
Posted by: Agro Gemilang
Perkebunan Ekaliptus, Updated at: 00.24
Senin, 11 Juni 2012
Pekerjaan Sipil | ADA KELEBIHAN LAHAN DI DEKAT RUMAH? POHON EKALIPTUS MENAMBAH NILAI EKONOMI
1.
Sejarah
Ekaliptus Deglupta (Eucalyptus deglupta) adalah merupakan
pohon yang tinggi, umumnya dikenal sebagai Eucalyptus Rainbow, Gum Mindanao,
atau Gum Rainbow. Ini adalah satu-satunya spesies Eucalyptus ditemukan secara
alami di belahan bumi utara. Penyebaranya meliputi alam New Britain, New
Guinea, Seram, Sulawesi dan Mindanao. Sekarang, pohon ini dibudidayakan secara
luas di seluruh dunia, terutama yang digunakan dalam pembuatan kertas. Ini
adalah jenis yang dominan digunakan untuk perkebunan HTI di Filipina.
Pohon ini dalam
pertumbuhan alami dapat tumbuh sampai ketinggian 70 meter, dan biasanya ditanam
untuk kayunya. Rahasia di balik Eucalyptus Rainbow sebenarnya sangat sederhana.
Pohon-pohon menumpahkan beberapa patch dari kulit kayu setiap tahun, tetapi
tidak pada saat yang sama. Karena patch hilang, hijau dalam kulit terkena, dan,
sampai menjadi matang, setiap patch baru pertama berubah kebiruan, kemudian
oranye, ungu dan merah marun. Hal ini menciptakan efek pelangi yang membuat
pohon-pohon ini begitu baik untuk dilihat.
2.
Morfologi
a.
Daun dan Tajuk
Bentuk daun mengerucut
seperti daun cengkeh, dengan tulang yang lembut dan permukaan yang licin.
Tajuknya berbentuk kerucut pula.
b.
Batang
Batang elastic, lurus, bulat dan
padat. Ciri dan karakteristik batang Ekaliptus Deglupta adalah: permukaan kayu seperti
pelangi dengan kulit yang cenderung mengelupas serta arah tegak lurus, berwarna
warni seperti pelangi, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, dan
susutnya rendah. Jangkauan cabang bias mencapai 10 m.
c.
Bunga dan Buah
Pohon Ekaliptus berbuah setiap tahun pada bulan Mei-Agustus. Buah
yang sudah matang berwarna coklat hingga kehitaman.
d.
Akar
Pohon Ekaliptus Deglupta memiliki
dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan akar lateral. Akar tunggang
merupakan akar yang tumbuh ke bawah dan biasanya berukuran besar. Fungsi
utamanya menegakkan tanaman agar tidak mudah roboh. Sedangkan akar lateral merupakan
akar yang tumbuh ke samping untuk mencari air dan unsur hara. Pada akar
tunggang dan lateral, biasanya juga tumbuh akar-akar serabut atau sering
disebut dengan rambut akar yang membantu menyerap air dan unsur hara.
e.
Kayu
Tanaman
kayu keras yang dapat tumbuh sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia 6 tahun
bisa mencapai di atas 40-50 cm. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo
kemerah-merahan, mudah diolah, lunak dan ringan. Kelas keras kayu III, kelas
awet kayu V. Hasil kayu dapat dibuat sebagai bahan bangunan non-konstruksi,
meubel, veneer, mainan anak-anak, korek api, peti pembungkus, furniture, bahan
plywood (kayu lapis).
3.
Penyebaran
dan Habitat
Di Indonesia, tanaman ini terutama
terdapat di pulau Papua. Marga Eucalyptus terdiri
atas 500 jenis yang kebanyakan endemik di Australia. Hanya 2 jenis tersebar di
wilayah Malesia (Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Filiphina) yaitu Eucalyptus
urophylus dan Eucalyptus deglupta. Beberapa jenis menyebar dari
Australia bagian utara menuju Malesia bagian timur. Keragaman terbesar di
daerah-daerah pantai New South Wales dan Australia bagian Baratdaya. Pada saat
ini beberapa jenis ditanam di luar daerah penyebaran alami, misalnya di kawasan
Malesia, juga di Benua Asia, Afrika bagian Tropika dan Subtropika, Eropa bagian
Selatan, Amerika Selatan dan Amerika Tengah
4.
Sifat
Fisik
Sifat kayu Ekaliptus Deglupta menunjukkan adanya variasi dalam ke dua
sifat, dimana berat jenis kayu yang sehat, pada umur 1-2 tahun, 3 tahun clan
4 tahun, berbeda sangat nyata dengan pohon yang terserang ringan atau
sedang. Demikian pula hasil pengujian pada semua umur pengamatan, menunjukkan
bahwa pohon yang sehat cenderung memiliki berat jenis yang lebih tinggi
dibanding pohon yang terserang berat dan perbedaan tersebut nyata secara
statistik. Demikian pula pohon toleran dan resisten memilki rata-rata berat
jenis kayu yang berbeda nyata dibanding dengan pohon yang terserang..Kayu Eucalyptus digunakan antara lain untuk bangunan di
bawah atap, kusen pintu dan jendela, kayu lapis, bahan pembungkus, korek apai,
bubur kayu (pulp), kayu bakar. Beberapa jenis digunakan untuk kegiatan
reboisasi. Daun dan cabang dari beberapa jenis Eucalyptus menghasilkan
minyak yang merupakan produk penting untuk farmasi, misalnya untuk obat gosok
atau obat batuk, parfum, sabun, ditergen, disinfektan dan pestisida. Beberapa
jenis menghasilkan gom (kino). Bunga beberapa jenis lainnya menghasilkan serbuk
sari dan nektar yang baik untuk madu. Beberapa jenis ditanam sebagai tanaman .
5.
Tempat
Tumbuh
Hampir semua jenis Eucalyptus
berdaptasi dengan iklim muson. Beberapa jenis bahkan dapat bertahan hidup
di musim yang sangat kering, misalnya jenis-jenis yang telah dibudidayakan
yaitu Eucalyptus alba, Eucalyptus camaldulensis, Eucalyptus citriodora,
Eucalyptus deglupta adalah jenis yang beradaptasi pada habitat hutan hujan
dataran rendah dan hutan pegunungan rendah, pada ketinggian hingga 1800 meter
dari permukaan laut, dengan curah hujan tahunan 2500-5000 mm, suhu minimum
rata-rata 230
dan maksimum 310 di dataran rendah, dan suhu minimum
rata-rata 130
dan maksimum 290 di pegunungan
6.
Pertumbuhan
Pertumbuhan banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat tumbuh seperti: kerapatan tegakan,
karakteristik umur tegakan, faktor iklim (temperatur, presipitasi, kecepatan
angin dan kelembaban udara), serta faktor tanah (sifat fisik, komposisi bahan
kimia, dan komponen mikrobiologi tanah).
Diameter merupakan salah
satu dimensi pohon yang paling sering digunakan sebagai parameter pertumbuhan.
Pertumbuhan diameter dipengaruhi oleh factor-faktor yang mempengaruhi
fotosintesis. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila keperluan hasil
fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar dan tinggi
telah terpenuhi.
7.
Hama
dan Penyakit
Tanaman
muda biasa dimakan binatang seperti kambing, sapi dan kuda. Serangga pengerek
batang juga menjadi factor pengganngu pertumbuhan Ekaliptus Deglupta. Sering
daun dimakan oleh aneka serangga sedangkan bibit dimakan oleh binatang.
8.
Penanaman
dan Perawatan
Seperti halnya pohon Jabon Putih, Ekaliptus Deglupta merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang, tidak memerlukan banyak perlakuan khusus dalam budidayanya.
Editor | Perkebunan Ekaliptus | Tribute to | Pekerjaan Sipil | Agro Gemilang |
Editor | Perkebunan Ekaliptus | Tribute to | Pekerjaan Sipil | Agro Gemilang |
Posted by: Agro Gemilang
Perkebunan Ekaliptus, Updated at: 03.04
Perkebunan Ekaliptus | JABON PUTIH DAN EKALIPTUS DE GLUPTA: PRIMADONA BARU
- Permintaan Dunia Industri Terhadap Kayu.
Permintaan Dunia Industri terhadap kayu pada masa
sekarang setiap tahun semakin meningkat. Berbanding terbalik dengan hal itu, keberadaan
hutan ditinjau dari sisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya saat ini cenderung
terus berkurang. Banyak hal yang menyebabkan keberadaan hutan ini menjadi
terancam punah. Penebangan hutan berlebihan tanpa diimbangi dengan penanaman
kembali, pembalakan liar, kebakaran hutan dan alih fungsi lahan hutan merupakan
beberapa faktor penyebab terancamnya keberadaan hutan yang terjadi saat ini.
Pengawasan hutan yang kurang efektif dan tidak berjalannya undang-undang perlindungan
hutan juga semakin mempertajam penurunan luasan area hutan itu sendiri.
Dari total luas
hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, sebanyak 21 persen atau
setara dengan 26 juta hektar telah dirambah total sehingga tidak memiliki
tegakan pohon lagi. Artinya, 26 juta hektar hutan di Indonesia telah musnah.
Itu belum termasuk hutan yang sedang rusak parah, yang sedang mengalami proses
kepada kepunahan. Sedangkan laju kerusakan hutan (deforestasi) di Indonesia
saat ini masih cukup tinggi, 1.1 – 1.5 juta hektar per tahun.
Dari data
diatas, dapat kita rasakan begitu besar permintaan terhadap kayu. Permintaan
ini paling utama dilakukan oleh Dunia Industri Kayu yang mana bahan baku
utamanya adalah kayu. Kebutuhan kayu untuk pasar global selalu mengalami permintaan
yang besar, sedangkan pada saat yang bersamaan terjadi proses pengurangan lahan
hutan. Kenyataan tersebut akhirnya memaksa organisasi internasional perkayuan, International Tropical Timber Organization
(ITTO) mengeluarkan ketentuan-ketentuan untuk menjadi sarana perlindungan
hutan tropis. Salah satu ketentuan itu adalah mensyaratkan bahwa kayu hutan
tropis tidak boleh diekpor kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengolahan.
Selain itu pada Acara Peringatan Hari Menanam Pohon Nasional di
Parahyangan, Jawa Barat, tanggal 8 Desember 2009 Presiden Republik Indonesia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk
mulai menanam pohon, salah satunya pohon Jabon. Sekaligus juga Presiden pada
saat itu ikut melakukan penanaman.
Untuk mengimbangi ketentuan ITTO dan arahan Presiden RI
serta untuk bisa berkontribusi terhadap keselamatan hutan Indonesia, maka dunia
industri sangat membutuhkan pihak-pihak yang dapat mengembangkan program
pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu tinggi dan kuantitas
yang besar, yang dapat memenuhi permintaan mereka.
- Alasan Atas Pemilihan Budidaya Pohon Jabon Putih dan Ekaliptus Deglupta.
Dibandingkan
dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu Jabon Putih dan Ekaliptus Deglupta merupakan
jenis kayu unggulan dengan banyak kategori melekat pada kedua jenis pohon
tersebut yang mana kategori itu menjadi persyaratan atas standarisasi mutu kayu
bagi dunia industri. Ada banyak alasan mengapa kita memilih budidaya Pohon
Jabon Putih dan Ekaliptus Deglupta.
Beberapa alasan tersebut adalah sebagai berikut;
1.
Dengan membudidayakan pohon Jabon
Putih dan Ekaliptus Deglupta ini, akan membuat lahan yang pasif menjadi lahan
yang produktif, ikut membantu penghijauan kembali terhadap hutan.
2.
Merupakan pohon yang dapat menjadi
sarana konservasi tanah dan hutan. Akarnya bersifat serabut, dapat menyerap air
dalam jumlah besar.
3.
Merupakan jenis kayu yang
pertumbuhannya relatif cepat.
4.
Berbatang bulat, lurus, padat tidak
berongga.
5.
Kayunya berserat halus. Warnanya
putih kekuning-kuningan sehingga memenuhi syarat untuk menjadi bahan baku
industri kayu.
6.
Mudah tumbuh dan minim perawatan.
7.
Dapat tumbuh di area dengan
ketinggian 0 sampai 1000 mdpl.
8.
Dapat tumbuh di area dengan pH tanah
antara 4.5 sampai 7.5.
9.
Dapat tumbuh di area dengan curah
hujan 1.500 s/d 3.000 mm/tahun.
10.
Dapat tumbuh di area dengan suhu 14
- 40 derajat Celcius.
11.
Masa panen setelah 5 – 6 tahun.
- Kelebihan Jabon Putih dan Ekaliptus Deglupta Dari Segi Nilai Ekonomis.
Ditinjau dari segi nilai ekonomis, budidaya pohon Jabon Putih
dan Ekaliptus Deglupta dapat menjadi investasi yang sangat baik. Apakah Anda
terkejut bila dinyatakan bahwa Investasi dengan budidaya pohon Jabon Putih dan
Ekaliptus Deglupta nilainya lebih tinggi dari investasi dengan emas?
Secara umum kita tahu bahwa emas cenderung memiliki nilai
investasi yang stabil cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan emas
dipercaya sebagai produk investasi yang tidak mempunyai efek inflasi (zero inflation effect) dalam jangka
panjang. Contoh langsung yang dapat kita rasakan, pada sekitar tahun 2006,
harga emas Rp. 185.600,-/ gram. Sekarang (2011) harga emas sudah mencapai Rp. 463.500,-/
gram. Dari jangka waktu 5 tahun kenaikan nilai emas mencapai 149%.
Sekarang mari
kita lihat estimasi investasi dalam hal budidaya pohon Jabon Putih dan
Ekaliptus Deglupta;
Sebelumnya perlu
diketahui bahwa ada beberapa jenis jarak tanam dan beberapa sistem penjualan
untuk budidaya Jabon Putih dan Ekaliptus Deglupta. Dalam asumsi ini kita pakai
jarak tanam 2 x 2 m dan sistem penjualan tebasan.
Dalam area 1
hektar, dengan jarak tanam 2 x 2 m, maka
lahan dapat ditanami 2.500 pohon. Pada tahun ketiga kita akan melakukan
penjarangan, artinya kita sudah dapat melakukan panen pertama dengan sekaligus
melakukan penjarangan. Dengan asumsi
produksi maksimal 80% pada tahun ke-3 omzet yang diperoleh +/- 160 juta.
Pada tahun ke 5
– 6, 625 pohon yang masih tersisa +/- 800 m3. Dengan asumsi produksi maksimal
80% pada tahun ke-5/6 omzet yang diperoleh +/- 576 juta.
Akumulasi omzet setelah
5 -6 tahun adalah Rp. 736 juta/ ha. Lalu berapa biaya yang dikeluarkan hingga 5
– 6 tahun tersebut? Berdasarkan data yang sudah dilakukan melalui pengalaman
dan evaluasi, dalam 1 ha biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Tabel:
Asumsi Biaya Pohon Jabon Putih untuk Jarak Tanam 2 x 2 m, Lahan 1 Ha.
NO
|
KETERANGAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
1
|
Persiapan Lahan
|
1
|
3,000,000
|
3,000,000
|
2
|
Bibit
|
2,500
|
2,000
|
5,000,000
|
3
|
Peralatan
|
1
|
2,500,000
|
2,500,000
|
4
|
Pupuk 3 Tahun
|
1
|
35,000,000
|
35,000,000
|
5
|
Penanaman
|
2,500
|
10,000
|
25,000,000
|
6
|
Perawatan/
Pemeliharaan 5 Tahun
|
1
|
42,000,000
|
42,000,000
|
7
|
Pestisida
|
1
|
12,500,000
|
12,500,000
|
8
|
Biaya tidak terduga
|
1
|
25,000,000
|
25,000,000
|
ASUMSI BIAYA
|
150,000,000
|
|||
Catatan
|
||||
(*) upah tenaga kerja
tergantung kondisi daerah.
|
Dalam 5 tahun,
nilai 150 juta meningkat menjadi 736 juta, artinya terjadi peningkatan sebesar 390.67%/
5 tahun. Sedangkan emas hanya sebesar 149%/ 5 tahun.
Perbandingan Investasi
|
|
Jabon Putih/ Ekaliptus Deglupta : Emas
|
|
Investasi Rp. 150.000.000,-
|
|
Jabon Putih/ Ekaliptus Deglupta
|
Emas
|
1. 78.13 % pertahun
|
1. 29.8 % pertahun
|
2. Rp. 736.000.000/ 5 tahun
|
2. Rp. 374.595.905/ 5 tahun
|
3. Nilai terus NAIK
|
3. Nilai terus NAIK
|
Dari uraian diatas kita sama-sama bisa meng’amin’kan judul
yang diambil diatas tadi: Budidaya Jabon Putih dan Ekaliptus Deglupta,
Investasi “Lebih Dari” Emas. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
perbandingan investasi dan pendapatan dalam hal usaha budidaya Jabon Putih dan
Ekaliptus Deglupta dibandingkan dengan Investasi Emas dibawah ini;
Posted by: Agro Gemilang
Perkebunan Ekaliptus, Updated at: 02.25
Tanaman Aromatik | PELUANG BISNIS: MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN AROMATIK
(Edisi Serai Wangi)
Tanaman
serai wangi sudah sejak lama dibudidayakan di Indonesia. Jenis yang
banyak dikenal adalah mahapengiri dan lenabatu. Tanaman serai wangi
memiliki bentuk daun yang lebih lebar dibandingkan bentuk serai wangi
biasa. Daunnya membentuk rumpun yang lebih besar dengan jumlah batang
lebih banyak. Warna daun lebih tua (hijau tua), sedangkan serai biasa
berdaun hijau muda agak kelabu.
Tanaman serai wangi memiliki nama ilmiah Cymbopogon nordus L. Klasifikasi tanaman serai wangi sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Ordo : Graminales
Famili : Panicodiae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L
Tanaman serai wangi memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
- Tumbuh berumpun.
- Akar serabut jumlah cukup banyak, mampu menyerap unsure hara dalam tanahcukup baik sehingga pertumbuhanya lebih cepat.
- Daun
pipih memanjang menyerupai alang – alang. Pajang daun mencapai 1 meter
melengkung. Lebar daun bila pertumbuhan normal antara 1 – 2 cm.
- Bila daun diremas tercium aroma tajam khas serai wangi.
- Warna daun hijau muda hingga hijau kebiru – biruan.
Syarat-syarat Tumbuh Serai Wangi
a. Ketinggian Tempat
- Tanaman serai wangi dapat hidup pada ketinggian 200 – 1.000 m dpl.
- Ketinggian yang ideal 350 – 600 m dpl dimana serai wangi dapat menghasilkan rendemen dan mutu minyak atsiri yang baik.
b. Iklim
- Tanaman serai wangi menghendaki suhu panas dan lembab serta curah hujan merata sepanjang tahun.
- Suhu yang cocok untuk serai wangi 180 – 250 C.
- Tanaman serai wangi menyukai sinar matahari yanh jatyh langsung karena mampu meningkatkan kadar minyaknya.
- Bila
daun serai wangi berwarna kekuningan dan mengecil, berarti tingkat
traspirasinya lebih tinggi dari absorbs air oleh akar tanaman serai
wangi.
- Curah hujan yang ideal untuk tanaman serai wangi 1.800 – 2.500 mm/tahun.
- Curah
hujan bermanfaat bagi tanaman serai wangi sebagai pelarur zat nutrisi,
pembentukan saripati dan gula serta membantu pembentukan sel dan enzim ,
juga menjaga stabilitas suhu tanaman.
c. Jenis Tanah
- Tanaman serai wangi cocok tumbuh di tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organic.
- Untuk mendapatkan kondisi tanah yang diinginkan dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
- Pada kondisi tanah berat (tanah liat) dengan tekstur ringan tidak baik untuk budidaya tanaman serai wangi.
- Tanaman serai wangi dapat ditanam pada berbagai kontur tanah (datar, miring atau berbukit-bukit).
- Tanah mediteran kuning coklat atau coklai berpasir sangat cocok untuk media tumbuh serai wangi.
- pH tanah yang cocok untuk budidaya tanaman serai wangi 6 – 7,5.
Tahapan-tahapan budidaya serai wangi :
A. PERSIAPAN BIBIT
Tanaman
serai wangi diperbanyak secara vegetative yaitu dengan anakan, walau
menghasilkan bunga tetapi perbanyakan dengan biji kurang efektif
(terlalu sulit). Dikarenakan tingkat hidup bibit berasl dari biji sangat
rendah.
Kreteria bibit serai wangi yang baik
1. Tanaman induk harus sehat, bebas dari hama penyakit.
2. Tanaman induk berupa rumpun tua, sekurangnya berumur 1 tahun.
3. Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar namun tidak beruas.
4. Sebagian dari pelepah daun stek dipotong atau dikurangi 3 – 5 cm.
5. Sebagian akar dikurangi dan ditinggalkan + 2,5 cm di bawah leher akar.
Kebutuhan stek bibit tanaman serai wangi untuk 1 ha sekitar 30.000 – 40.000 stek dalam kondisi Normal.
Cara pemisahan anakan
- Pilih tanaman yang sehat dan cukup umur minimal 1 tahun.
- Pilih bonggol yang cukup besar, setidaknya 1 bonggol berisi 4 – 6 tunas.
- Pisah-pisahkan bonggol rumpun untuk memperoleh bibit.
- Potong atau kurangi akar yang terlalu panjang dengan gunting tanaman.
- Potong bagian daun sisakan + 5 cm dari pangkal daun tertua.
- Tempatkan bibit pada keranjang dalam posisi berdiri.
B. PENGOLAHAN TANAH
- Tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 35 cm.
- Tanah dibersihkan dari macam rumput atau gulma.
- Tanah yang semula berada di bawah dibalik ke permukaan.
- Lahan dibiarkan 2 – 3 hari agar tanah dapat melakukan penguapan.
- Lahan datar dibuat bedengan ukuran panjang + 2 m dengan lebar + 1,5 cm.
- Lahan yang miring dibuat terasering agar humus pada permukaan tanah tidak hanyut atau terbawa oleh air hujan.
- Seluruh areal pertanaman diberi saluran pembuangan air agar tidak tergenang air.
Pertumbuhan tanaman serai wangi kurnag baik jika terlalu banyak air.
Persemaian dan Penanaman Tanaman Serai Wangi
A. PERSEMAIN
Persemain Tanaman Serai Wangi
Sebelum
dilakukan penanaman dikebun atau lapangan sebaiknya stek bibit tanaman
serai wangi disemai dahulu. Tindakan persemain diawali dengan pengolahan
tanah; tanah dicangkul dan dicampur dengan pasir perbandingan 2 : 1.
Buat bedengan ukuran; lebar 80 – 120 cm, tinggi 25 – 50 cm, dan panjang
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Di atas bedengan diberi pupuk
kandang atau kompos secara merata. Bedengan diberi pohon naungan atau
diberi atap daun kelapa, alang dsb.
B. PENANAMAN
Pembuatan lubang tanam
- Untuk satu lubang tanam diperlukan 2 – 3 bibit.
- Jarak tanam ideal 100 cm x 50 cm sehingga kebutuhan bibit per ha sekitar 45.000 – 50.000 bibit.
- Lubang tanam dibuat berbaris dengan jarak dalam baris 50 cm dan jarak lubang tanam antar baris 100 cm.
- Lubang tanam; panjang 30 cm, lebar 30 cm, dalam 30 cm.
- Lubang tanam diberi pupuk kandang yang telah matang, pupuk kandang per lubang tanam + 0,2 kg – 0,3 kg.
- Kebutuhan pupuk kandang per ha (sekitar 20.000 lubang tanam) + 5,5 ton – 6,5 ton.
- Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu agar mendapat sinar matahari.
- Tanah bekas cangkulan dimasukkan kembali ke dalam lubang seperti sediakala.
Agar bibit serai wangi tidak banyak yang mati sebaiknya penanaman dilakukan pada musim hujan.
Langkah-langkah penanaman bibit serai wangi
a. Ambil 2 – 3 bibit serai wangi masukkan tepat di tengah lubang tanam. Posisi agak miring sekitar 600 - 700 dari permukaan tanah.
b. Timbun bibit dengan tanah bekas galian lubang lalu tekan merata ke sekeliling tanaman.
c. Lakukan penanaman padi sore hari.
A. PEMELIHARAAN
Tanaman
serai wangi yang baik, sehat dan dapat mkan minyak cukup banyak adalah
tanaman yang perawatannya cukup. Perawatan serai wangi dilakukan mulai
penanaman hingga masa produksi berakhir.
Pemeliaharaan meliputi :
a.Penyulaman
- Bibit dikontrol setelah 2 – 3 minggu ditanaman.
- Bila ada tanaman layu/mati atau pertumbuhannya kurang sempurna lakukan penyulaman.
- Penyulaman
berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya dan nantinya
digunakan untuk memprediksi produksi yang dihasilkan.
b.Penyiangan
- Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
- Dilakukan secara kontinu setiap selesai panen.
- Penyiangan
bukan hanya membersihkan tanaman dari gulma tetapi juga membuang
batang-batang daun serai wangi yang telah kering, berguna untuk memacu
pertumbuhan daun baru lebih baik lagi.
- Tujuan penyiangan juga untuk menolak datangnya hama dan penyakit sekaligus untuk memutus daur hidup hama dan penyakit.
- Penyiangan biasanya dilakukan pada awal maupun akhir musim penghujan karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
c. Pembumbunan
- Tanaman
serai wangi tidak tahan terhadap tanah yang airnya tergenang. Oleh
karena itu aerasi dan drainase dapat diatur dengan baik sehingfga perlu
dilakukan pembumbunan.
- Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
- Tanaman serai wangi yang masih muda, pembumbunan cukup dilakukan tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun tanaman dengan jarak + 20 cm.
d. Pemupukan
- Pemupukan dilakukan berkala untuk menjaga kesuburan tanah dan kesediaan unsura hara yanh dibutuhkan tanaman.
- Dosis pemupukan tanaman serai wangi per ha per tahun adalah 150 kg – 300 kg urea, 25 kg – 50 kg TSP, 125 kg – 250 kg KCl.
Rincian pemberian pupuk ;
Tahapan I diberikan 3 kali :
i. Umur 1 bulan
37,5 kg – 75 kg Urea
31,25 kg – 62,5 kg KCl
25 kg – 20 kg TSP
ii. Umur 6 bulan
37,5 kg – 75 kg Urea
31,25 kg – 62,5 kg KCl
iii. Umur 9 bulan
75 kg – 150 kg Urea
62,5 kg – 125 kg KCl
Tahapan II diberikan 2 kali
i. Umur 12 bulan
75 kg – 150 kg Urea
62,5 kg – 125 kg KCl
25 kg – 50 kg TSP
ii. Tahun ke-3 dan ke-4
Cara pemberian pupuk adalah dengan di masukkan ke dalam lubang melingkar sedalam 10 cm dan ditutup dengan tanah.
B. PEREMAJAAN
- Tanaman serai wangi memiliki masa produksi hingga berumur 4 tahun.
- Ditandai dengan berkurangnya rendemen minyak pada daun tanaman serai wangi oleh karena itu perlu dilakukan peremajaan tanaman.
- Agar
tidak mengganggu kontinuitas produksi daun serai wangi, peremajaan
dapat dilakukan dengan cara menanaman bibit baru pada sela-sela atau
tengah barisan tanaman lama.
- Penanaman bibit baru dilakukan pada akhir tahun ke-3.
- Menjelang akhir tahun ke-4 tanaman baru telah berumur 1 tahun lalu tanaman lama dibongkar.
C. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
- Tingkat dan frekuensi ancaman serangan hama dan penyakit terhadap tanaman serai wangi relative rendah.
- Kadang-kadang saja dijumpai ulat daun namun tidak banyak merugikan.
Panen
merupakan tahapan akhir dari proses budidaya tanaman serai wangi. Pada
tahapan ini juga menentukan kualitas tanaman yang dipanen. Agar hasil
panen sesuai dengan diharapkan maka harus diperhatikan syarat-syarat pemanenan yaitu :
A. UMUR PANEN
- Panen dilakukan saat daun serai wangi sudah mengandung cukup unsur minyak untuk disuling menjadi minyak atsiri ( sudah cukup umur untuk dipanen).
- Panen I dilakukan saat tanaman berumur 7 - 8 bulan, tetapi daun yang dihasilkan belum banyak karena rumpun yang terbentuk masih sedikit.
- Untuk merangsang pertumbuhan bonggol tunas baru sehingga rumpun semakin banyak dapat dilakukan dengan pemangkasan daun.
- Panen II dilakukan saat tanaman berumur 10 – 12 (1 tahun).
- Pada tahun ke-2 tanaman memasuki umur produktif sudah dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali.
B. CIRI-CIRI TANAMAN SIAP PANEN
a. Sedikitnya tanaman telah memiliki 6 – 8 lembar daun tua pada masing-masing tunas setiap rumpunnya.
b. Daun berwarna lebih tua (hijau tua).
c. Daun sudah beraroma wangi kuat, caranya dengan meremas daun tua dan menciumnya.
d. Daun
lebih lentur (tidak rapuh), jika bagian bawah daun ditekuk dengan pelan
akan terlihat titik-titik minyak keluar dari pori-pori daun.
C. WAKTU PANEN
Panen
yang baik dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00 – 10.00 WIB. Panen
juga dapat dilakukan pada sore hari antara jam 15.00 – 18.00 WIB.
D. CARA PANEN
- Memanen daun serai wangi menggunakan sabit dengan cara memangkas daun tanaman.
- Jarak pemangkasan sekitar 3 – 5 cm di atas pangkal daun. Pemangkasan daun lebih mudah dimulai dari bagian pingir.
- Hasil
panen ditumpuk dekat rumpun tanaman. Setelah pemangkasan tumpukan daun
hasil panen dikemas dalam bentuk gulungan dan diikat dengan tali.
Editor | Perkebunan Ekaliptus | Tribute to | Tanaman Aromatik | Agro Gemilang |
Editor | Perkebunan Ekaliptus | Tribute to | Tanaman Aromatik | Agro Gemilang |
Posted by: Agro Gemilang
Perkebunan Ekaliptus, Updated at: 02.21
Langganan:
Postingan (Atom)